DHF ( Dengue Haemorrhagic
Fever )
A. PENGERTIAN
Demam Dengue/DF dan demam
berdarah dengue/DBD (dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
dan/atau nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam, limfadenopati,
trombositopenia dan ditesis hemoragik.
Menurut WHO Demam berdarah dengue merupakan penyakit yang
disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes yang terinfeksi salah satu dari empat
virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, nyeri sendi yang
disertai leukopenia,ruam, limfadenopati,trombositopenia.
B. KLASIFIKASI
Klasifikasi
derajat penyakit infeksi virus dengue:
DD/DBD
|
Derajad
|
Derajat
|
Laboratorium
|
DD
|
Demam
disertai: mialgia, sakit kepala, nyeri retroorbital, artralgia
|
Leukopenia
Trombositopenia, tidak ditemukan bukti ada kebocoran plasma
Serologi
dengue (+)
|
|
DBD
|
I
|
Gejala
diatas ditambah uji bendung (+)
|
Trombositopenia
(<100.000/ul) bukti ada kebocoran plasma
|
DBD
|
II
|
Gejala
diatas ditambah perdarahan spontan
|
|
DBD
|
III
|
Gejala
diatas ditambah kegagalan sirkulasi (kulit dingin dan lembab serta gelisah)
|
|
DBD
|
IV
|
Syok
berat disertai dengan TD dan Nadi tidak terukur
|
Klasifikasi derajat DHF menurut WHO:
Derajat 1
|
Demam
disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji
torniquet (+)
|
Derajat 2
|
Derajad 1
disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain
|
Derat 3
|
Ditemukannya
tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun
(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien
menjadi gelisah
|
Derajat 4
|
Syok
berat, nadi tidak teraba dan TD tidak dapat diukur
|
Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk. Virus dengue ini termaksud kelompok B Arthropod Virus (
Arbovirus) yang mempunyai 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4.
Infeksi dari salah satu serotipe menimbulkan antibodi terhadap virus yang
bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk untuk serotipe lain sangat
kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan terhadap serotipe lain.
Beberapa pasien demam berdarah terus berkembang menjadi
demam berdarah dengue yang berat. Biasanya demam mulai mereda pada 3-7 hari
setelah onset gejala. Pada pasien juga bisa didapatkan tanda peringatan yaitu
sakit perut, muntah,demam, perdarahan .
D. FAKTOR RISIKO
Pada wanita
lebih berisiko mendapatkan manifestasi berat setalah terinfeksi virus dengue
karena secara teori diyakini wanita lebih cenderung dapat meningkatkan
permeabilitas kapiler dibanding dengan laki-laki. Selain itu orang kulit putih
infeksi dengue lebih berat dibanding dengan orang kulit hitam karena virus
lebih banyak berkembang biak pada sel mononuklear orang kulit putih. Infeksi
virus dengue lebih sering terjadi pada orang yang memiliki status gizi yang
baik dibanding dengan malnutrisi. Pada orang yang memiliki indeks masa tubuh
tinggi, kapiler mereka secara interinsik lebih mungkin bocor sehingga bisa
menjadi lebih buruk dalam infeksi dengue.
E.PATOFISIOLOGI dan PATOGENESIS
DBD terjadi
pada sebagian kecil dan dari penderita DB meskipun DBD dapat terjadi pada
pasien yang baru terserang db untuk pertama kalinya. Sebagian besar kasus DBD
terjadi pada pasien dengan infeksi skunder. Hubungan antara kejadian DBD/DSS
dengan infeksi DB sekunder melibatkan sistem imun pada patogenesisnya.Baik
imunitas alamiah seperti sistem komplemen dan sel NK, maupun imunitas adaptif,
termaksud humoral dan imunitas dimediasi sel terlibat dalam proses ini.
Kenaikan aktivasi imun,khususnya pada infeksi skunder, menyembakan respon
sitokin yang berlebihan sehingga merubah permeabilitas pembuluh darah. Selain
itu, produk dari virus seperti NSI juga berperan dalam mengatur aktivasi
komplemen dan permeabilitas pembuluh darah
Tanda penting dari DBD adalah
meningkatnya permeabilitas vaskular sehingga terjadi kebocoran plasma, volume
intravaskuler berkurang, dan syok di kasus yang parah.kebocoran plasma bersifat
unik karena plasma yang bocor selektif, yaitu di pleura dan rongga abdomen
serta priode pendek (24-48 jam) pemulihan cepat dari syok tanpa sequele dan
tidak adanya inflamsi pada pleura.
Berbagai sitokin yang memiliki efek
meningkatkan permeabilitas terlibat dalam patogenesis DBD. Akan tetapi,
hubungan penting antara sitokin dengan DBD masih belum diketahui. Lebih banyak
jumlah virus pada pasien DBD dibanding DB telah terbukti di berbagai
penelitian. Level protein virus,NSI,juga lebih tinggi pada pasien DBD. Derajat
banyak virus berkorelasi dengan ukuran keparan penyakit, seperti jumlah efusi
pleura dan trombositopenia, mengindikasikan bahwa jumlah virus merupakan kunci
penentu keparahan penyakit. Infeksi virus dengue mengakibatkan munculnya respon
imun baik humoral maupun seluler antara lain anti netralisasi, antikomplemen,
antibodi IgG dan IgM akan mulai terbentuk pada infeksi primer dan akan
meningkat pada infeksi skunder. Antibod tersebut dapat ditemukan dalam darah
pada demam hari ke-5, meningkat pada minggu pertama- ketiga dan menghilang
setelah 60 – 90 hari.
F. MANIFESTASI KLINIS
- Demam Dengue : demam akut
selama 2-7 hari
Tanda dan
gejala : nyeri kepala, nyeri retro-orbital, mialgia dll.
2. Demam Berdarah Dengue:
-riwayat demam dengue bersifat
bifasik
-Manifestasi perdarahan berupa; uji
torniquet (+), petekie, perdarahan mukosa dll.
-Trombositopenia <100.000/ul
-Kebocoran plasma
2.
Sindrom
Syok Dengue : disertai kegagalan sirkulasi
G. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1.
UJI
TOURNIQUET (RUMPLE LEED)
Tujuan Untuk
menguji kasar resistensi vaskular dan jumlah serta fungsi platelet; untuk
mendeteksi kelainan sistem vaskular dan trombosit.
•
Alat
-
Tensimeter
-
Stetoskop
-
Timer
•
Langkah
Kerja
- Pasang manset pada lengan atas
- PPompa tensimeter untuk mendapatkan atau
menentukan sistol dan diastol
- asang lagi manset tensimeter dan beri tekanan
sebesar ((sistol+diastol):2), pertahankan tekanan ini selama 5 menit
- Longgarkan manset, dan perhatikan timbulnya
petekie pada kulit di volar lengan bawah sepertiga bagian proksimal medial
- Uji dinyatakan positif (+) apabila didapatkan 10
atau lebih petekie
Hasil : Nilai
rujukan yang digunakan untuk menentukan hasil uji tourniquet atau rumple leed
sebagai berikut:
HASIL
|
JUMLAH
PETEKIE
|
ABNORMAL
|
> 20
petekie
|
NORMAL
|
< 10
petekie
|
DUBIA
(ragu-ragu)
|
10-20
petekie
|
2.
RADIOLOGI
Tujuan untuk
menemukan efusi pleura akibat rembesan plasma. Pada foto dada terdapat efusi
pleura, terutama pada hemitoraks kanan tetapi bila terjadi perembesan hebat,
efusi pleura ditemui di kedua hemitoraks. Pemeriksaan foto rontgen dada
sebaiknya dalam posisi lateral.
3.
Imunoserologi IgM dan IgG
Pemeriksaan antibodi IgG dan IgM yang spesifik berguna dalam diagnosis
infeksi virus.
Nilai Normal :
HASIL
|
INTERPRTASI
|
|
Ig G
|
Ig M
|
|
+
|
+
|
Dengue
sekunder
|
-
|
+
|
Dengue
primer
|
+
|
-
|
Dugaan
dengue sekunder
|
-
|
-
|
Non
dengue
|
4.
Pemeriksaan Darah Trombosit
Tujuan Untuk
mengetahui jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam darah vena atau arteri.
Nilai Normal : 150.000-450.000/mm3
• Umumnya terdapat
trombositopenia hari ke 3-8.
• Biasanya
dihitung dengan menggunakan larutan Rees Echer
5.
Pemeriksaan Darah Leukosit
Tujuan Untuk
mengetahui jumlah leukosit dalam mm3 darah.
Nilai Normal : 4.000-9.000/mm3
Dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui limfositosis
relatif (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit plasma biru
(>15% jumlah total leukosit) yang pada fase syok meningkat. Biasanya
dihitung dengan Larutan Turk
6.
Pemeriksaan Darah Hematokrit
Tujuan Untuk
mengukur volume sel darah merah dalam persen darah total, nilai normal
bergantung umur dan jenis kelamin.
Nilai Normal : wanita:37-47%
(hamil >33%) dan laki-laki:42-52%
7.
Pemeriksaan Darah Hemoglobin
Tujuan Untuk
mengevaluasi kandungan hemoglobin (besi dan kapasitas bawa oksigen) eritrosit
dengan mengukur jumlah gram hemoglobin per 100 darah(dl).
Nilai Normal :wanita: 12,0-16,0 g/dl dan laki-laki:13,5-18,0 g/dl
Kasus DHF terjadi
peningkatan kadar hemoglobin dikarenakan terjadi kebocoran atau perembesan
pembuluh darah sehingga cairan plasmanya akan keluar dan menyebabkan
hemokonsentrasi. Kenaikan kadar hemoglobin >14 gr/dl. Pemeriksaan hemoglobin
dapat dilakukan dengan metode sahli dan fotoelektrik.
H. PENATALAKSANAAN
MEDIS
1.
PARASETAMOL
Indikasi :
a. Antipiretik/menurunkan
panas, misal setelah imunisasi atau influenza
b. Analgesik/mengurangi
rasa sakit, misal sakit kepala, sakit gigi dan nyeri
Kontraindikasi
a.Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat
b.Penderita yang hipersensitif terhadap parasetamol
Dosis dan
Sediaan : Dosis parasetamol untuk dewasa 300mg/g per kali dengan maksimum 4 g per
hari. Anak 6-12 tahun 150-300 mg/kali, maksimum 1,2g/hari. Anak 1-6 tahun
60-120 mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun 60 mg/kali. Dosis sediaan tablet 500mg
dan sirup 120mg/5ml.
2. Protokol I
Penanganan DBD dewasa tanpa syok. Dilakukan pemeriksaan
Hemoglobin,hematokrit dan trombosit bila:
a. Hb,Ht dan trombosit normal pasien dapat dipulangkan
dengan anjuran control
b. Hb,Ht normal tetapi trombosit <100.000 dianjurkan
untuk dirawat
c. Hb,Ht meningkat dan trombosit normal atau turun juga
dianjurkan untuk dirawat
3.
Protokol
II
Pasien dengan DBD tanpa pendarahan spontan,massif dan tanpa syok, diberikan
cairan infus kristaloid. Dengan rumus 1500+(20×(BB dalam Kg-20)).
4.
Prokol
III
Peningkatan Ht>20% menunjukan bahwa tubuh mengalami
deficit cairan sebanyak 5%. Pada keadaan ini terapi awal pemberian cairan
adalah dengan memberikan infuse cairan kristaloid sebanyak 6-7ml/kg/jam. Pasien
dipantau setelah 3-4 jam pemberian cairan.
Bila terjadi perbaikan yang ditandai dengan hematokrit turun, frekuensi
nadi turun, tekanan darah
stabil, produksi urine meningkat, maka jumlah cairan dikurangi menjadi 5 ml/kgBB/jam. Jika setelah
pemberian terapi cairan awal 6-7ml/kg/jam tidak membaik, yang ditandai dengan
hematokrit dan nadi meningkat, produksi urine menurun maka harus menaikan jumlah cairan infuse
menjadi 10 ml/kg/jam .
5.
Protokol IV
Penatalaksanaan sindrom syok dengue pada dewasa . Penanganannya merupkan
pemberian terapi cairan kristaloid dan pemebrian oksigen 2-4 liter/menit. Pada
fase awal ,cairan kristaloid sebanyak 10-20ml/kgBB dan dievaluasi setelah 15-30
menit. Bila teratasi cairan dikurangi menjadi 7ml/kgBB/jam.
Apabila belum diatasi maka pemberian cairan kristaloid dapat ditingkatkan
menjadi 20-30 ml/kgBB/jam dan kemudian dievaluasi setelah 20-30 menit . Bila
niali hemaktrokit meningkat berarti prembesan plasma masih berlangsung maka
pemberian cairan kristaloid tepat. Dan apabila hemaktokrit menurun berarti
terjadi pendarahan internal maka klien diberikan tranfusi darah 10 ml/kgBB dan
dapat diulang sesuai kebutuhan
6. Pemberian cairan melalui infus
Pemberian cairan melalui intravena (biasanya renger asam
laktat/RT, NaCl) merupakan cairan intravena yang paling sering digunakan.
I. PENATALAKSANAAN NON
MEDIS
a. a. Memberikan minum sebanyak-banyaknya
- Batasi aktifitas
- Diet makan lunak
- Tirah baring
- Lakukan kompres degan air dingin
- Mengkonsumsi jambu biji merah
- Pemberian cairan
yang cukup, cairan diberikan untuk mengurangi rasa haus dan dehidrasi
akibat dari demam tinggi, anoreksia dan muntah.
J. KOMPLIKASI
-Hipertermi
-Perdarahan
-Efusi pleura
-Hepatomegali
K. Diagnosa Keperawatan
1.Hipertermi b.d Penyakit
2.Kekurangan voume cairan b.d Kehilangan cairan aktif
3.
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan mencerna makanan
4. Risiko Perdarahan
L. DAFTAR PUSTAKA
Andriani, Ni Wayan
E. 2014. Kajian Penatalaksanaan Terapi Pengobatan Demam Berdarah
Dengue(DBD) pada Penderita Anak yang Menjalani Perawatan
di RSUP PROF. DR. R.D Kandou. Jurnal
Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol.3 No.2, Mei 2014 ISSN 2302-2493
Ngastiyah. 2010. Perawatan Anak Sakit Edisi 2.
Jakarta:EG
Soedarto. 2012. Demam Berdarah Dengue/Dengue Haemorrhagic
Fever. Jakarta: Sagung
Seto
Garna, Herry. 2013.
Buku Ajar Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis. Jakarta: Sagung Seto